Kesenian

 

Seni tradisi di desa banyubiru adalah salah satu kebudayaan yang mempunyai keunikkan dan keunggulan trsendiri. Kesenian campur asalah pementasan dari beberapa aliran kesenian seperti : jathilan ,prajuritan , wayang, seni tari , bugisan , manukberi , dan barongan yang disatukan menjadi salah satu alur cerita tentang kehidupan tokoh-tokoh terdahulu .

 

Kesenian Campur

. Kesenian campur asalah pementasan dari beberapa aliran kesenian seperti : jathilan ,prajuritan , wayang, seni tari , bugisan , manukberi , dan barongan yang disatukan menjadi salah satu alur cerita tentang kehidupan tokoh-tokoh terdahulu . biasanya ditampilkan dengan wujud nyata, pemeran menampilkan dengan wujud nyata , pemeran menampilkan gerakkan harmonis sesuai alunan musik . kesenian campur dusun gadingan bernama Krida Budaya .

Kesenian lainnya

Kubro Siswo 

Kubro Siswo adalah tarian dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah .

Tari ini berlatar belakang penyebaran agama islam  di Pulau Jawa dan perjuangan melawan penjajahan. Kubro artinya besar dan Siswo artinya murid, mempunyai arti murid-murid yang memiliki pengabdian besar terhadap Tuhan. Tarian ini ditampilkan pada malam hari secara massal dengan durasi kurang lebih 5 jam. Kesenian ini diiringi dengan lagu qasidah yang liriknya diganti dengan pesan-pesan dakwah dalam Bahasa Jawa dengan harapan mampu meluaskan penyebaran Agama Islam. Musik pengiringnya antara lain: KendangBende, Drum, Bedhug, Ketiplak, dan Markis.

Gerakan dan dandanan tarian Kubro Siswo bercirikan prajurit yang sedang berjuang melawan penjajah, sehingga tarian ini berirama energik dan penuh semangat. Tarian ini biasanya menyuguhkan atraksi-atraksi menakutkan seperti; mengupas kelapa dengan gigi, berjalan diatas pecahan kaca atau duri, dan bermain bola api. Tari bernafaskan spiritual ini biasanya mengundang “roh” yang masuk ke tubuh penari, sehingga menyebabkan penari kesurupan. Di akhir acara, pawang akan memaksa para pemain melepaskan “roh” dari tubuh penari. Ketika penari sudah sadarkan kembali maka acara selesai.

Topeng Ireng  

Topeng Ireng atau yang disebut juga Dayakan merupakan kesenian yang hingga sekarang masih dirawat dengan baik oleh masyarakat setempat. Kesenian Topeng Ireng biasa dijumpai pada acara-acara yang diselenggarakan di kampung. Pada pementasannya seni tari ini terdiri dari tiga variasi tarian dengan mengenakan kostum yang berbeda. Pertama, tarian Topeng Ireng sendiri yang menggunakan kostum seperti layaknya suku pedalaman lengkap dengan penutup kepala atau disebut ‘kuluk’ yang dihiasi oleh bulu-bulu ayam dan disertai coretan pada wajah. 

Kedua, tarian Monolan dengan mengenakan kostum yang menyerupai adat Jawa seperti surjan, jarik, dan blangkon. Tarian ini biasanya muncul di waktu pertengahan pertunjukan dengan diselingi drama komedi khas Jawa. Ketiga, tarian kewan-kewan yang menggunakan kostum layaknya hewan sesungguhnya seperti harimau, badak, kerbau, dan kambing. Tarian ini identik dengan adegan atraksi, yang akan tampil di akhir pertunjukan Topeng Ireng sebagai penutup acara.